Mungkin tak banyak orang disekelilingmu menyadari ini, kau memiliki mata
coklat yang sungguh menawan. Sejak beberapa kali bertemu, aku sudah sangat tertarik
dengan mata coklatmu itu. Kau menatapku penuh arti, mungkin banyak pertanyaan
yang bergeliat di kepalaku. Cuaca yang sangat panas kala itu, menjadi sejuk
dengan tatapanmu.
Tampilan fisik atau banyaknya harta bukanlah alasan utama mengapa aku
menerima untuk menjadi calon istrimu. Mungkin terlalu klise jika aku mengatakan engkau sangat pengertian, sangat
perhatian, sangat penyayang, dsb. Tetapi memang seperti itulah kenyataannya.
Engkau bisa menjadi imam yang baik dalam keluarga. Engkau mampu membuatku
menjadi perempuan paling beruntung karena disayangi olehmu. Caramu mencintaiku
sungguh menunjukkan suatu ketulusan.
Taukah kalau aku sangat membanggakanmu, terutama sifat tegar, kerja keras dan tingginya rasa pedulimu terhadap keluarga? Saat pertama kali engkau menceritakan kisahmu, aku sungguh terharu sekaligus bangga. Dengan kondisi seperti itu, kau tetap berusaha menjadi yang terbaik. aku tidak mampu membayangkan bagaimana tegarnya engkau melewati masa-masa itu. Begitupun Selama kita bersama, aku selalu melihat bagaimana kegigihan dan ketekunanmu mengerjakan sesuatu. Kau tak akan berhenti berusaha hingga solusi dari suatu masalah engkau dapatkan.